Search This Blog

Thursday, February 1, 2018

Seperti Langit


Kamu pernah mengatakan, "jadilah seperti bintang, walau jauh tapi dia tetap menyinari." Dahulu, kalimat itu hanya kudengar saja. Tanpa paham lebih jauh apa artinya.
Kata-kata darimu menjadi seuntai kalimat indah seperti kalimat-kalimat lain yang masih kuingat dan kuamini. Tanpa aku perlu menyela, karena mungkin aku begitu mengagumi sikap dan cara pikirmu yang dewasa.
Tapi kini, ketika aku memiliki kesempatan untuk memikirkan kalimat itu berulang kali. Entahlah kak, aku memiliki cara pandang sendiri.
Kakak, maaf jika kita berbeda pendapat untuk pertama kalinya. Kurasa aku tidak ingin menjadi seperti bintang, aku ingin seperti langit.
Bintang memang benderang, tapi cahayanya akan hilang ditelan fajar. Aku tidak mau menjadi seseorang yang pergi meninggalkan. Tak ingin kumenjadi kenang yang membawa kesedihan.
Jika bisa aku ingin seperti langit. Memiliki hati yang luas tanpa batas. Menerima apa pun yang Tuhan ukir dalam cerita hidupku. Aku ingin seperti langit kak, menerima apa pun yang datang dan juga pergi. Tak ingin kubergantung pada apa pun yang menghampiriku.

Bahkan langit polos pun akan tetap cantik. Entah itu berwarna biru, jingga, atau pun hitam. Kurasa, aku lebih ingin menjadi setegar langit. 

No comments:

Post a Comment